Wikipedia

Search results

Saturday, March 12, 2016

AQUAPONICS [AKUAPONIK]

Sistem akuaponik di laboratorium akuakultur di kampus saya
Kata akuaponik pertama kali saya dengar saat kuliah Teknologi Akuakultur Berkelanjutan di semester I program magister. Tujuan mata kuliah nya membangun pengetahuan dan ketrampilan mahasiswa dalam memperbaiki dan memilih teknologi budidaya ikan agar lebih layak sesuai dengan karakteristik sumberdaya ikan dan daya dukung lingkungan. Terdengar mirip hidroponik dan saya pikir teknologinya tidak jauh berbeda. Apalagi dosen menyampaikan teknologi ini cocok untuk yang hobi berkebun, pelihara ikan, tapi memiliki lahan sempit, diperkotaan atau perumahan.
Penasaran ??
Saya juga. Promosi ibu dosen kali ini benar-benar mencuri perhatian saya.
Tampak samping sistem akuaponik
Akuaponik adalah perpaduan antara akuakultur (budidaya ikan) dengan hidroponik (bercocok tanam tanpa tanah). Dalam hidroponik, tanaman ditanam di media tanpa tanah, kebutuhan nutrisi tanaman disuplai melalui air yang mengalir. Pupuk dan unsur hara diberikan melalui aliran air. Di dalam akuaponik, tanaman ditanam di media tanpa tanah, airnya berasal dari air kolam budidaya ikan sehingga sehingga menghemat tempat dan air.
Terbatasnya lahan produksi pangan (pertanian-perikanan) telah mendorong budidaya pertanian-perikanan di lahan sempit atau wadah yang terbatas. Agar terjadi sinergitas yang saling mendukung, usaha budidaya perikanan di lahan terbatas akan lebih baik apabila digabungkan dengan pertanian, hal ini tentunya dapat meningkatkan efiesiensi pada tahap produksi sehingga bisa dikatakan budidaya low input.
            Sistem akuaponik dalam prosesnya menggunakan air dari tangki atau kolam ikan, kemudian disirkulasikan kembali melalui suatu pipa yang mana tanaman akan ditumbuhkan. Jika dibiarkan di dalam tangki, air justru akan menjadi racun bagi ikan-ikan di dalamnya. Bakteri nitrifikasi merubah limbah ikan sebagai nutrien yang dapat dimanfaatkan tanaman.
Kemudian tanaman ini akan berfungsi sebagai filter vegetasi, yang akan mengurai zat racun tersebut menjadi zat yang tidak berbahaya bagi ikan. Jadi, inilah siklus yang saling menguntungkan. Secara umum, akuaponik menggunakan sistem resirkulasi. Artinya memanfaatkan kembali air yang telah digunakan dalam budidaya ikan dengan filter biologi dan fisika berupa tanaman dan medianya. Resirkulasi yang digunakan berisi kompartemen pemeliharaan dan kompartemen pengolahan air.
            Melalui sistem akuaponik, tanaman tidak perlu disiran setiap hari secara manual, sebab air dikolam dipompa ke atas hingga mampu menyirami tanaman dan bisa ditambahkan timer agar kita bisa menentukan waktu penyiraman sesuai yang diinginkan. Kita hanya perlu memberi makan pada kolam ikan yang pada akhirnya bisa mendapat sayuran dan ikan segar. Keuntungan akuaponik untuk kolam dan ikan itu sendiri adalah kebersihan air kolam tetap terjaga, air tidak mengandung zat-zat yang berbahaya bagi ikan karena sudah melalui proses filtrasi.
Media tanaman yang paling efektif digunakan untuk akuaponik adalah zeolit. Zeolit berfungsi sebagai filter dan juga media tanam untuk tanaman. Sedangkan untuk budidaya ikan yang paling bagus untuk menunjang akuaponik adalah budidaya ikan lele, sebab lele menghasilkan kotoran ikan yang lebih banyak dibandingkan jenis ikan lainnya.
            Lele juga termasuk ikan yang konsumsi pakannya tinggi. Dengan adanya konsumsi pakan yang tinggi, otomatis akan menghasilkan kotoran yang banyak pula akibat sisa pakan yang tidak termakan. Banyaknya kotoran yang dikeluarkan oleh ikan lele dan sisa pakan yang mengendap di kolam menjadikan pertumbuhan tanaman menjadi sangat cepat.
            Hampir semua jenis budidaya ikan seperti lele, gurami, nila, koi, emas, bawal, mujair, udang galah dan jenis ikan lainnya dapat dimanfaatkan untuk akuaponik. Sedangkan jenis tanaman yang biasa dibudiyakan umumnya adalah tanaman sayuran yang bisa dipanen daunnya dan memiliki nilai ekonomis seperti selada, sawi, caisim, kangkung, dan sebagainya. Bahkan tanaman seperti cabai, terong, dan, tomat juga bisa pula dibudidayakan dengan sistem akuaponik.
            Keuntungan untuk hasil panen dari sayuran yang dikembangkan melalui akuaponik adalah tanaman lebih hijau, segar, awet, dan tidak mudah menguning. Selain itu, sayuran menjadi lebih sehat karena bersifat organik. Sebab, selama masa tanam sayuran tidak menggunakan pupuk kimia dan pestisida, karena hanya menggunakan limbah dari kolam sebagai pupuk alaminya.
            Akuaponik bisa diterapkan dalam skala besar maupun dalam skala kecil untuk rumahan. Untuk kita yang sudah punya kolam ikan di rumah bisa dimanfaatkan untuk akuaponik, namun untuk yang tidak punya kolam bisa juga menggunakan akuarium. Selain hasil tanamannya bisa dikonsumsi, penerapan akuaponik di akuarium juga bisa menambah estetika di dalam ruangan rumah dan akan membuat rumah menjadi lebih hijau.

TUJUAN DAN MANFAAT
1.  Menggunakan sistem resirkulasi air sehingga  penggunaan air dalam budidaya ikan        menjadi hemat dan efisien
2.  Menghilangkan bau, kotoran dan racun-racun dalam air media budidaya ikan.
3.  Meningkatkan produktivitas dan kesehatan ikan yang dibudidayakan
4.  Hemat lahan dalam menanam tanaman.
5. Menambah penghasilan pembudidaya ikan dengan adanya hasil tambahan berupa  tanaman hidroponik yang bernilai ekonomis tinggi

Next saya bahas mengenai detail  alat dan bahan-bahannya dan teknik pembuatan ya.... 

Monday, March 7, 2016

Zonasi Mangrove

zonasi mangrove
sumber : Bengen (2000)
Noor, dkk. (1999) menyatakan bahwa mangrove umumnya tumbuh dalam 4 zona, yaitu  pada  daerah  terbuka, daerah tengah, daerah yang memiliki sungai berair payau sampai hampir tawar, serta daerah  ke arah daratan yang memiliki air tawar. Masing-masing zona diuraikan sebagai berikut:
1.         Zona mangrove terbuka
Mangrove berada pada  bagian  yang berhadapan dengan laut. Komposisi flora dari komunitas di zona terbuka sangat bergantung pada jenis substratnya. Contohnya adalah Avicennia alba yang mendominasi daerah pesisir, sementara Avicennia marina dan Rhizopora mucronata cenderung mendominasi  daerah berlumpur.
2.         Zona mangrove tengah
Mangrove di zona ini terletak di belakang zona mangrove terbuka. Zona ini biasanya didominasi  oleh jenis Rhizopora sp. Jenis-jenis penting lainya yang ditemukan adalah Bruguiera eriopetala, Bruguiera gymnorhiza, Excoecaria agallocha, Rhizopora mucronata, Xylocarpus granatum, dan Xilocarpus moluccensis.
3.         Zona mangrove payau
Mangrove berada di sepanjang sungai  berair  payau hingga hampir tawar. di Zona ini biasanya didominasi  oleh komunitas Nypa dan Sonneratia. Dijalur lain biasanya ditemukan tegakan Nypa fruticans yang bersambung dengan vegetasi yang terdiri dari Cerbera sp, Gluta renghas, Stenochlaena palustris, dan Xylocarpus granatum. Ke arah pantai  campuran komunitas Sonneratia dan Nypa lebih sering ditemukan.
4.         Zona mangrove daratan
Mangrove berada di zona perairan  payau atau hampir tawar di belakang jalur hijau mangrove sebenarnya. Zona ini memiliki  kekayaan jenis yang lebih tinggi dibandingkan dengan zona lainnya. Jenis-jenis ini umum ditemukan  pada zona ini termasuk Nypa fruticans, Lumnitzera racemosa, Pandanus sp, dan Xylocarpus moluccensis.
Sedangkan Bengen (2002), menyatakan bahwa daerah yang paling dekat dengan laut, dengan substrat agak berpasir, sering ditumbuhi oleh avicennia spp. Pada zona ini biasa berasosiasi Sonneratia spp, yang dominan tumbuh pada lumpur dalam yang kaya bahan organik. Lebih kearah darat, hutan mangrove umumnya didominasi oleh Rhizopora spp. Di zona ini juga dijumpai Bruguiera spp, dan Xylocarpus spp. Zona berikutnya di dominasi oleh Bruguiera spp. Zona transisi antara hutan mangrove dengan hutan-hutan daratan oleh Nypa fruticans   dan beberapa spesies palem lainnya.
Sumber :
1.    Bengen, D.G. 2002. Pengenalan dan Pengelolaan Ekosistem Mangrove. PKSPL-IPB. Bogor. 56 halaman
2.    Noor, Y.R., Khazali, M., Suryadiputra. 1999. Panduan Pengelolaan Mangrove di Indonesia. Direktorat Jenderal Perlindungan dan Konservasi Alam. Jakarta. 219 halaman.


Sunday, March 6, 2016

Zonasi Kawasan Konservasi Perairan



Pengalaman saat saya mengikuti seleksi wawancara, yaitu pertanyaan mengenai kawasan konservasi perairan :

" Kalo nanti ini dijadikan kawasan konservasi perairan, gak bisa jadi kawasan wisata dong? gak boleh dikunjungi lagi? padahal pantainya bagus dan sekarang rame buat wisata?"

Masih banyak masyarakat yang belum memahami sepenuhnya bahwa kawasan konservasi perairan tetap boleh dikunjungi untuk wisata, boleh untuk kegiatan lain seperti budidaya perikanan. Dalam pemahaman mereka, jika suatu daerah dijadikan kawasan konservasi perairan, maka daerah itu menjadi tertutup dan hanya boleh ada kegiatan konservasi saja. Maka, kali ini saya posting mengenai kawasan konservasi perairan, semoga kita semakin memahami dan mendukung konservasi.
zonasi kawasan konservasi perairan 

Pengertian Kawasan Konservasi Perairan (KKP) menurut UU No. 31 Tahun 2004 tentang Perikanan beserta perubahannya (UU No. 45 Tahun 2009) dan PP No. 60 Tahun 2007 tentang Konservasi Sumberdaya Ikan, didefinisikan sebagai kawasan perairan yang dilindungi, dikelola dengan sistem zonasi, untuk mewujudkan pengelolaan sumber daya ikan dan lingkungannya secara berkelanjutan. Secara umum IUCN (International Union for The Conservation of Nature and Natural Resources) mendefinisikan KKP sebagai kawasan yang diperuntukkan dan dikelola baik secara formal maupun tidak formal agar dalam jangka panjang untuk dapat melindungi sumberdaya alam berikut jasa-jasa ekosistem dan nilai-nilai budayanya (IUCN-WCPA, 2008).

Berdasarkan peraturan-perundangan yang berlaku (PP No.60 tahun 2007 Pasal 17 ayat 4 dan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No.17 tahun 2008 Pasal 32), kawasan konservasi perairan dapat didistribusikan peruntukan (pemanfaatan) ruangnya ke dalam 4 (empat) zona, meliputi: 

a. Zona Inti

merupakan area yang memiliki fungsi lindung serta wajib dimiliki oleh setiap kawasan konservasi; Pada area ini tidak diperkenankan adanya kegiatan pemanfaatan secara langsung/membawa keluar setiap sumber daya hayati dan lingkungannya yang ada kecuali kegiatan penelitian dan pengembangan serta pendidikan untuk kepentingan konservasi; 

b. Zona Perikanan Berkelanjutan

merupakan area yang memiliki fungsi budidaya (pemanfaatan) untuk kegiatan perikanan; Pada area ini diperkenankan adanya kegiatan perikanan tangkap yang mengutamakan perlindungan kondisi habitat sumber daya ikan dan siklus pengembangbiakan jenis ikan atau berdasarkan pada adat istiadat yang mengedepankan kearifan lokal. Pada area ini juga diperkenankan pembudidayaan ikan yang mempertimbangkan daya dukung dan kondisi lingkungan sumber daya ikan terhadap pemilihan jenis ikan yang dibudidayakan, manajemen pakan, teknologi dan skala usaha. 

c. Zona Pemanfaatan

merupakan area yang memiliki fungsi budidaya (pemanfaatan) diluar kegiatan perikanan mencakup kegiatan penelitian dan pengembangan, pendidikan dan pariwisata bahari yang mengutamakan perlindungan kondisi habitat sumber daya ikan dan siklus pengembangbiakan jenis ikan. 

d. Zona Lainnya

merupakan area yang memiliki fungsi budidaya (pemanfaatan) terbatas sesuai dengan potensi yang ada dan diluar kegiatan-kegiatan yang telah dinyatakan sebelumnya yang mengutamakan perlindungan kondisi habitat sumber daya ikan dan siklus pengembangbiakan jenis ikan. 







Saturday, March 5, 2016

Mangrove Terlengkap di Jawa Ada Di Cilacap

Mangrove di Pusat Konservasi Studi Plasma Nutfah Mangrove Indonesia
di Cilacap, Jawa Tengah
Hutan mangrove merupakan ekosistem yang kompleks, terdiri dari flora dan fauna daerah pantai. Fungsi mangrove melindungi garis pantai dari erosi, gelombang laut dan angina topan. Tanaman mangrove berperan  juga sebagai buffer  (perisai alam) dan menstabilkan tanah dengan menangkap dan memerangkap endapan material dari darat yang terbawa air sungai dan yang kemudian terbawa ketengah laut oleh arus. Mangrove juga sebagai tempat mencari makan dan berlindung bagi berbagai hewan-hewan air lainnya seperti kerang-kerangan teruatama pada tingkat juvenile.
Mangrove yang ada di kawasan Segara Anakan Cilacap antara lain :
Acanthus ilicitolius
Drujon
Acrocticum aureum L.
Krakas, Paku Laut, Warakas
Aegiceras corniculatum L.
Gedangan buah panjang
Aegiceras floridum roem
Gedangan buah pendek
Avicenia alba
Api-api daun panjang
Avicenia marina
Api-api daun lebar
Avicenia oficinalis
Api-api
Bruguiera cylindrica
Tancang putih
Bruguiera gymnorrhiza
Tancang daun merah
Bruguiera parviflora
Tanjan
Bruguiera sexangula
Tancang bunga putih
Ceriops decandra
Kenyangnyong
Ceriops tagal
Tingi
Cerbera manghas
 Bintaro
Clerodendron marae coset
Gletang warak
Corypha uton
Gebang
Derris heterophylla
Gadelan
Dolichanarona spathacea
Jaranan
Exoei caria agallocha L.
Buta-buta
Heritiera littoralis
Dungun
Ficus retuso
Panggang
Finlaysonia maritima
Kambingan
Hibiscus tiliaceus
Waru bunga kuning
Lumnittiera littorea
Duduk bunga merah
Lumnittiera littorea
Duduk bunga putih
Nypa fruticans
Nipah
Premna ottusifolia
Singkil
Rhizophora apiculata
Bakau kacang
Rhizophora mucronata
Bakau bandul
Rhizophora stylosa
Bakau bandul bunga
Sonneratia alba
Bogem prapat
Sonneratia caseolaris L.
Bogem pidada
Xylocarpus granatum
Nyirih
Xylocarpus molluccensis
Nyuruh
-       *)
Jerukan
-       *)
Amalan
-       *)
Kayu sepat
Keanekaragaman hayati dan ekosistem mangrove di Cilacap ini kemudian memunculkan ekowisata bahari, yaitu wisata berbasis konservasi lingkungan. Ekowisata ini terdapat di kawasan Segara Anakan Cilacap, teoatnya di Dusun Motehan Desa Ujung Alang Kecamatan Kampung Laut, sebuah Pusat Konservasi Studi Plasma Nutfah Mangrove Indonesia telah diresmikan oleh Menteri Lingkungan Hidup RI pada bulan September 2014. 

Gerbang masuk ekowisata

Akses menuju tempat ini, pengunjung hanya dapat menggunakan angkutan air berupa perahu dari pelabuhan Seleko di Kecamatan Cilacap Selatan. Dari terminal Cilacap, naik angkutan umum 1x. Sewa perahu fiber Rp 400.000/hari, waktu tempuh sekitar 45 menit. Perahu angkutan compreng tarif per orang Rp 12.000, waktu tempuh sekitar 2-3jam. Tetapi tidak dapat langsung sampai lokasi, perahu compreng akan berhenti di dermaga Klaces, kemudian lanjut dengan sewa perahu ke lokasi.